Wednesday, March 6, 2013

Molukka Hip Hop, kami dari Maluku!





Molukka Hip Hop terbentuk kapan? (bisa ceritakan sekalian anggota personil awalnya juga yak)

Morika: Molukka Hip Hop Community (MHC) terbentuk pada tanggal 1 Juli 2008 di Rumatiga. Pada saat terbentuk, diawalmya MHC hanya terdiri dari 2 grup (Ghetto Flow dengan formasi Arles Tita, Althien John Pesurnay dan Morika Tetelepta. Grup ini jemudian bubar pada pertengahan tahun 2009. Selanjutnya grup kedua adalah RTD yang merupakan singkatan dari Rap Till Die. Grup ini beranggotakan Revelino Bery Nepa atau 2slow, Johanis Salakory atau Killa MC dan Dave Latuny atau 12 Saint), selain itu juga tergabung beberapa rapper yang tidak termasuk dalam grup seperti Flip Nixon Pormes, Henry Tetelepta, Franz Nendissa, serta Billy Saimima sebagai DJ dan engineer.

Berry: Tahun 2008. MHC terbentuk dari beberapa grup dan rapper-rapper solo yang tidak bergabung dalam grup. Ghetto FLow/Sageru terdiri dari Morika, Althien dan Arles), RTD (Revelino Berry,  Killa dan Dave Latuny , Franz Nendisa , Henry Tetelepta , Nixon Flip Pormes serta Billy Saimima (DJ).

Hayaka: MHC terbentuk tgl 1 juli 2008. Di Almoryn house, Ruma Tiga, Ambon. Beberapa orang yang bersama-sama membentuk MHC, Diantaranya adalah too slow, Althien John, N'morita dan saya sendiri (Hayaka).

Apa yang bikin kalian tertarik dalam Molukka Hip Hop?

Althien: Karena molukka hiphop itu,  musik dan kultur. Makanya tertarik.

Mark: Sedari lahirnya, MHC boleh dikatakan sebagai penghasil tembang hiphop rajin di kota ambon pada era dimana hiphop tak seramai sekarang ini (era di bawah 2010), dimana karya-karyanya diproduksi dengan equipment terbatas. Disnilah ketertarikan itu dimulai, kata “berkarya” pantas menjadi alasan utama, karena hiphop yang belum begitu familiar masih perlu diperkenalkan dengan positif. MHC sebagai grup lokal mewakili semangat kami sekalian untuk bermusik dengan cara kami.

Morika: Yang membuat beta tertarik dengan MHC yang pertama adalah musik. Sebab ia adalah salah satu elemen yang membuat kita tetap bersama sampai hari ini. Selanjtnya adalah kekeluargaan. Di dalam MHC kita tak lagi merasa sebagai anggota komunitas namun sudah merasa sesama kita sebagai saudara sekandung. Hal yang berikut adalah kecintaan terhadap tanah Maluku. Dalam komunitas, cita-cita kami hanya satu yaitu membesarkan Maluku kepada dunia lewat musik rap. Tiga alasan itulah yang bikin beta sangat suka berada dalam komunitas ini.

Berry: Pikiran tajam untuk perubahan, Maluku.

Hayaka: Kami tertarik untuk membentuk MHC, karena sepengetahuan kami saat itu hanya ada beberapa grup rap atau hiphop di Ambon, namun belum ada komunitasnya. Oleh itu kami sepakat untuk membentuk MHC. Selain itu kami juga memiliki visi dan misi yang sama, yaitu agar hip-hop atau Rap dapat diterima oleh masyarakat, serta kami juga ingin mengajak anak muda Maluku agar bukan hanya menjadi penikmat, namun juga pelaku hip-hop/Rap. Karena kesamaan itu akhirnya kami menemukan ikatan seperti keluarga. Jadi MHC bukan hanya komunitas, tapi keluarga.

Kalau ngomongin soal roots, kalian paling terinspirasi dari siapa?

Mark: Inspirasi berkarya muncul dari pendahulu seperti Wu-tang, Method Man, Krs one, Jay-z sampai Kanye West.

Morika: Selain sebagai penyanyi rap, beta juga suka menulis. Terlebih puisi. Oleh sebab itu beta sangat suka penyanyi-penyanyi yang memiliki konstruksi lirik yang bagus, dewasa serta banyak makna dan pesan. Beberapa di antara mereka yang menginspirasi beta adalah Gil Scott-Heron, John Lenon, Marvin Gaye, KRS ONE, Immortal Techique, Jim Morisson, Harry Roesli, Iwan Fals, Bob Marley dan Woody Guthrie.

Berry: Kalo roots yang saya tahu sih ada afrika bambataa, the soulsonic force, blackspades, Africa Inayan, tapi yang jadi inspirasi malah Bob Marley, karena esensi perjuangan dan perlawanan terhadap kondisi sosial yang sama-sama dibawa lewat lirik. untuk saat ini barangkali Immortal technique-lah yang paling mempengaruhi.

Hayaka: Berbicara tentang roots, kami sama-sama tahu bahwa hip-hop itu pertama kali berkembang pada awal tahun 1970-an di kawasan Bronx, New York. Saya pertama kali mendengar lagu rap yaitu lagu-lagunya Emcee Hammer dan Two Live Crew. Namun, awal pertama saya terinspirasi untuk menjadi pelaku rap adalah Snoop Dogg dan T-Bone.

Musik Ambon sendiri kalo menurut kalian gimana? terus punya peyanyi Ambon favorit gak? siapa dan kenapa?

Althien: Musik ambon? Asik-asik saja. Tapi sekarang hilang bentuk dan hilang sifat. Gak tahu Ambon tuh yang kayak gimana lagi. Mungkin terlalu menglobal segala jenis musik, jadinya campur sari.

Mark: Secara umum Ambon sebenarnya sudah bertahun-tahun didominasi lagu pop yang itu-itu saja dengan tema cinta yang itu-itu saja kadang sampai terasa over jika dicerna otak. (bagi saya pribadi ini kejatuhan dari era musik ambon dibawah tahun 90an, yang sesungguhnya dikemas dengan rapi dan terdengar sangat santai bersahaja dan sederhana, namun justru berkelas) Dan itulah yang menjadi konsumsi publik sehingga level pendengar bisa dibilang tidak bisa naik ke tipe musik berkualitas dengan tingkat bermusik yang lebih tinggi, hal ini tentunya sungguh disayangkan. Padahal ambon memiliki pemusik yang handal. Mestinya ada pembaharuan nuansa dalam peta musik Ambon. Salah satu penyanyi Ambon favorit saya adalah Monica Akihary, penyanyi jazz ethnic yang bernyanyi dengan caranya sendiri nuansanya sungguh “kental”. Benar-benar bermusik dengan hati.

Morika: Musik Ambon menurut beta sampai hari ini kemajuannya sangat lambat atau bahkan menurun jika harus dibandingkan dengan pencapaian-pencapaian dalam karya seperti yang sudah terjadi pada album-album di tahun 1980an seperi Ambon Jazz Rock, Lex Trio, Chris Kayhatu, dll. Hari ini jika ada yang bertanya apakah itu musik Ambon, maka yang mungkin bisa didapati adalah musik pop daerah yang melulu cengeng dengan irama yang mundur ke era Panbers, Djakrta Loyd dan Pance Pondaag. Kemudian penyanyi atau pemusik Ambon yang beta sukai adalah Bing Leiwakabessy, Hellas (yang darinya beta belajar juga cara menyanyi cepat yang mirip rap), Jopie Latul, George de Fretes, Utha Likumahuwa.

Berry: Musik Ambon dulunya adalah musik yang dinamis, sarat makna dan sangat menyenangkan dinikmati, sayangnya beberapa tahun belakangan ini kita seperti mundur. Om  Yoppie Latul, suaranya khas.

Hayaka: Untuk perkembangan musik di Ambon saat ini, menurut saya mengalami kemunduran musikalitas di akhir tahun 1990-an hingga akhir 2007, ketimbang sekitar tahun 1980-an sampai 1990-an awal. Tapi untunglah sekarang ini sudah banyak musisi yang semakin memperhatikan musikalitas dalam bermusik, maka menurut saya, perkembangan musik di Maluku semakin mengalami kemajuan. Ada beberapa musisi Maluku yang menjadi idola saya. Diantaranya adalah Opa Bing Leiwakabessy dan anaknya Om Georgie Leiwakabessy, Om Benny Likumahuwa dan adiknya Om Utha Likumahuwa. Mengapa saya mengidolakan mereka, hal itu karena saya sangat mengagumi cara mereka menghargai musik, dan total dalam bermusik.

Oke, denger-denger udah punya album kan yak? ada berapa lagu dalam album ini? berapa lama proses pembuatan albumnya?

Morika: Album Beta Maluku mulai katong kerjakan sejak Oktober-Desember 2010 (take vocal yang cukup panjang waktunya sebab data musik harus dikirim dari Jakarta kemudian workshop di Ambon barulah dimulai proses take vocal). Proses editing dilakukan di Jakarta sejak Januari hingga Maret 2011. Dalam album itu ada 10 lagu.

Berry: 10 lagu, sekitar 4 sampai 5 bulan.

Hayaka: Seiring perjalanannya MHC sudah memiliki beberapa album. Baik yang disebar secara free download, maupun berupa piringan cd yang dijual. Mulai dari Molukka Islands vibe volume 1 & 2 yang disebar melalui free download, Beta Maluku, dan juga kompilasi bersama beberapa grup hip-hop asal Maluku yang bertajuk "Social RapACity". Dari setiap album tersebut memiliki jangka waktu pengerjaan yang berbeda. Beta Maluku sendiri memiliki delapan lagu di dalamnya. Proses pengerjaan album ini memakan waktu sekitar tujuh sampai delapan bulan. Sedangkan untuk Social RapACity sama-sama berisi delapan lagu, namun hanya memakan waktu kurang lebih sekitar tiga bulan.

Ada gak sih lirik favorit dalam album Molukka Hip Hop ini? kalau ada (bisa kasih liriknya dan liriknya itu cerita tentang apa?)

Althien: Lirik lagu Puritan. Sopo muriale, Mamalole, Dying Nation.

Mark: Lirik favorit “ we’re livin in the system, we are the victim, no ones to blame, and justice remains the same “ – 2slow, MHC – Dying Nation .... Lagu ini menjadi tumpahan kekecewaan atas segala kebobrokan negri, dan lirik ini mewakili ekspresi kemarahan atas keadilan yang memang hasil konspirasi belaka.

Morika: Lirik terbaik menurut beta dalam album maupun lagu-lagu dari MHC yaitu, "sapa angka Maluku, Maluku bela dia (dari penggalan lirik Bery Revlino di lagu Maluku Manis), kemudian lirik di lagu Sopo Muriale dari album Beta Maluku yang bercerita tentang pengangkatan mansia ke dimensi yang lebih tinggi untuk menyatu dengan tuhan-nya.

Berry: “sapa bale batu, batu gepe dia, sapa langggar sumpah, sumpah bunuh dia.” Tentang segala sesuatu memiliki konsekuensinya, contoh kecilnya  jika sudah berjanji jangan dilanggar.

Hayaka: Dari setiap lagu di dalam album-album di atas, saya paling menyukai lagu "Beta Maluku (Hena Masa Waiya)" dan "Puritan" yang terdapat di dalam album Beta Maluku. Selain liriknya yang kuat, kedua lagu tersebut seperti memiliki roh di dalamnya. Di dalam lagu Beta Maluku kami menggabungkannya dengan kapata yang berjudul "Hena Masa Waiya". Kapata adalah sastra tua yang ditinggalkan oleh orang tua dulu-dulu (nenek moyang) orang Maluku kepada anak cucu mereka. Hena masa waiya sendiri artinya adalah "rumah di atas air". Kemudian lagu "puritan" merupakan lagu bernuansa heroik, yang dikombinasikan dengan penggalan syair dalam kapata "lawamena" sebagai chorus-nya. Lagu ini bercerita tentang kembali ke kemurnian jati diri Maluku seutuhnya.

 Perkembangan Musik di Maluku sendiri kalo menurut kalian kayak apa?

Althien: Musik Maluku berkembang tanpa arah, hanya maju sesuai kehendak industri. Kalo musik cuma soal industri maka berarti sudah benar arahnya, kalo lebih dari itu berarti belum ada arah. Makanya Molukka Hiphop berusaha terus menjadi arahan kemana musik maluku ideal menurut kami.

Mark: Dewasa ini peta musik dikalangan indie (bukan mainstream berlebel), yang didominasi anak muda Ambon yang sangat-sangat berbakat, sungguhlah memberi harapan cerah bagi perubahaan nuasa musik di kota Ambon kedepan. Begitu banyak pemusik muda dari berbagai aliran yang giat berkarya atas musik- musiknya sendiri. Tentunya dihari-hari mendatang perkembangan ini makin terasa, yang jelas bagi kami musik saling mendukung adalah cara kami menyambut kemajuan musik di negri ini.

Morika: Perkembangan musik di Maluku -sejauh yang beta amati sampe hari ini- sudah mulai pelan-pelan beranjak dari trend musik pop daerah yang melulu cengeng. Perkembangan ini juga terlihat seiring dengan terbentuknya banyak komunitas musik di Ambon. Genre-genre seperti punk, reggae, blues, jazz sudah mulai terlihat geliatnya. Demikian juga dengan produksi karya-karya musik dari komunitas-komunitas yang muncul dengan tema-tema serta musik yang bagus. Hal ini tentu pelan-pelan akan menggeser paradigma orang banyak tentang karya produksi musik daerah Ambon yang sudah sekian lama dikuasai industri pop daerah yang cengeng dan biasa-biasa saja.

Berry: Industri, pasar membuat musik saat ini turun jauh, tanpa edukasi.  Salut untuk mereka yang terus berjuang diluar pasar dengan kreatifitas dan musik yang berpikir serta mendidik.

Pengen banget manggung dimana dan kolaborasi bareng siapa?

Althien: Manggung di Bronx, NY. Kolaborasi dengan Cool Herg, siapa saja hiphoper-hiphoper besar agar bisa jadi karya besar, sehingga berdampak bagi banyak orang. mengantarkan orang-orang menemukan fitrahnya sebagai manusia.

Mark: Manggung dimana saja yang penting crowd menikmati dan “menghargai" musik. Kalo bermimpi kolaborasi saya mau berkolaborasi dengan B.O.B HAHAHAHA.

Morika: Sangat ingin manggung di Ternate, Banda, Tual, Saumlaki, Seram dan pulau-pulau lainnya di Maluku. Mimpi beta adalah bisa berkolaborasi dengan musisi seperti Immortal Techinque, KRS One serta Bing Leiwakabessy.

Berry: 1. Di Ambon, sepanggung dengan kawan-kawan pergerakan hiphop sejak awal. 2. Bareng Immortal Technique, Damien Marley plus M. Shinoda.

Hayaka: Hingga saat ini, saya memiliki kerinduan untuk tampil di depan para musisi Maluku di seluruh dunia ataupun di depan para musisi Indonesia lainnya, bersama di dalam satu track dengan sang maestro musik Maluku yang awal bulan kemarin genap berumur 90 tahun, Opa Bing Leiwakabessy.

Interviewnya hanya  lewat email. Tapi ini hanya demi sebuah kerinduan bahwa dari Timur ada anak-anak muda yang berkarya dan mereka bukan hanya patut dilirik saja. Mereka butuh didengar dan diapresiasi.

Maju Musik Maluku!

Check their video, Puritan









































No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...