Monday, November 8, 2010

Pelacur yang Buta Aksara

 


Aku ini buta aksara. Tolong jangan ajarkan aku membaca. Aku ingin terus buta. Karena di dalam cinta tidak ada artinya melihat. Mereka hanya merasa. Tak perlu kau tahu ini kalimat apa. Tak perlu kau kenal arti cinta itu apa.

Aku ini tersesat. Aku ingin pulang ke dalam pelukan. Tidur di antara bunyi jantungmu. Ngiler di perutmu yang keroncongan. Aku ingin meraba setrum yang pernah ada antara kita. Perasaan melayang yang selalu ada ketika kita bercinta.

Sayang, kau itu pelupa.

Aku tidak pernah bilang bahwa aku akan setia. Aku ini milik semua. Benar, aku akan setia kepada hatiku untukmu. Tapi tidak dengan tubuhku. Tubuhku milik pria-pria yang kehausan di luar sana. Pria-pria yang selalu menginginkan payudaraku yang menyembul.

Tapi untuk urusan hati, kaulah pangerannya. Kaulah pemenangnya.

Aku tidak pernah minta apa-apa. Aku hanya ingin kau memilih jalan yang tepat. Biarkan aku begini, biarkan aku memilih jalan ini. Biarkan tubuhku yang menjadi rebutan. Tapi aku berani janji, hatiku tidak.

Ini caraku bertahan melawan kerasnya hidup. Ini caraku berdiri menjadi seorang perempuan. Ini caraku mempertahankan harga diriku sebagai seorang pelacur. Bahwa sebagai pelacur aku juga layak untuk dicintai.

Terlalu banyak pria yang menginginkanku untuk kepuasan buah pelirnya. Dan hanya kau yang mendapatkan hatiku.

Harusnya kau bangga. Bukankah itu cinta?

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...